"JEJE UDAH MAU UJAN! CEPET ANGKAT JEMURANNYA! KAKAK MAU KENCAN DULU!"
Tiba-tiba suara Jia, kakak dari Jeje terdengar.
Jia berjalan mendekat ke arah Nana dan Jeje berada.
Jia dibuat syok melihat keadaan adiknya. Ia menendang kaki Jeje yang terkulai lemah.
"MAIN DRAMA-DRAMAAN LAGI KAMU, HEH?! ITU SAOS TOMAT CIRENGMU KENAPA KAU TARUH DI JIDATMU ITU, HAH?" bentak Jia yang langsung membuat JJ terhenyak berdiri.
Hari keempat GAGAL
***
(NANA POV)
Aku kesal dengan sikap Jeje akhir ini. Sikapnya aneh seperti biasanya, tapi beberapa hari ini keanehannya sudah tingkat akhir kurasa.
Hari Minggu ini, dia kembali menyogokku dengan secangkir cokelat. Aku yang maniak cokelat tentu saja tak mampu menolakknya.
Karena sikapku selama ini bukan karena tanpa alasan. Aku sangat takut jatuh cinta. Aku takut akan goyah sehingga aku memilih memasang perisai yang amat tinggi.
"Ada cokelat di bawah bibirmu, Nana-chan," ucap Jeje begitu lembut sambil mengusap sisa cokelat dengan ibu jarinya.