"Tapi, masalah bukan pada si J, Babe. Masalahnya si N sendiri yang tidak mau mengakui anaknya. Lalu, si J harus mengatakan apa pada keluarganya? Mungkinkah keluarganya dapat menerima bayi itu?" Kim Jia segera menyela karena kasus yang dihadapi adiknya berbeda dengan apa yang dituturkan ayahnya tadi.
Tuan Kim Jae mengusak rambut agak panjangnya. Dia benar-benar merasa bingung dengan situasi yang dihadapi anak-anak muda saat ini.
"Bukankah keluarga itu harusnya mendukung anggota keluarga yang lain ya, Be?"
"Tapi ... jika anggota keluarga tersebut melakukan kesalahan fatal, keluarga harus pikir-pikir dahulu untuk mendukung atau tidak, Kak. Tidak semua perbuatan harus didukung hanya karena terikat tali keluarga." Tuan Kim Jae berucap, tegas.