"Jiahahaha ... premannya sekolahan ternyata kalahnya sama ketinggian. Jagoan kok mabok sih, Shin?" ejek Jangjun, yang merasa lucu setengah kasihan juga pada putranya.
Ryushin langsung mengerucutkan bibirnya, meras kesal pada papanya sendiri. Andai saja punya tenaga lebih, Ryushin pasti sudah mengomeli papanya dan akan menasihati papanya agar tidak bertindak kekanakan seperti itu. Mana ada orang tua yang terlihat senang ketika anaknya menderita kalau bukan hanya Kim Jangjun, coba? gerutu Ryushin dalam hati, merutuki sikap papanya.
Panji menyerahkan tabung oksigen portabel pada Ryushin, membuat Ryushin melupakan sejenak kekesalannya pada Jangjun.
"Bawalah ini, Adik! Mungkin kamu akan membutuhkannya nanti," ucapnya.
"Terimakasih, Kak." Ryushin memaksakan senyumnya meski dia ketakutan setengah mati karena akan landing.