"Maafkan pelayan kami ya, Kak. Kami memang tidak dilatih untuk menghadapi situasi seperti tadi. Jadi, kami hanya melakukan semampu kami saja tadi," lirih Panji. Ia merunduk. Tidak berani menatap para penumpanya saat ini, karena merasa sedikit bersalah. Bahkan, AED pun tidak bekerja pada tubuh Ryushin tadi.
"Tidak perlu seperti itu, Bang! Kami sangat terbantu karena Abang mau meminjamkan ruangan ini dan membantu memberikan Ryushin RJP tadi. Saya sangat berterimakasih." Jangjun berucap pada pramugara yang baik hati itu.
Mendengar itu, Ryushin mengerutkan kening. Ia tidak tahu situasinya saat ini. Ia terheran mendengar ucapan permintaan maaf dari lelaki yang tidak ia kenal itu.
"Jika hal semacam tadi terjadi pada penumpang lain dengan riwayat penyakit yang sama seperti putraku, lakukan seperti yang kucontohkan tadi ya, Bang!" perintah Jangjun. Meski sebenarnya, ia mengharapkan serangan gagal jantung tidak akan dialami oleh penumpang yang lainnya.