Hujan turun membasahi bumi. Kim Jia menengadahkan kepala, merasakan setiap tetes air hujan menghujam wajahnya. Ia ingat ada yang bilang jika hujan pertama mampu menyejukkan hingga ke relung hati terdalam.
Namun, apa masih ada yang mampu menyejukkan hatinya kini. Lalu, apa ada juga yang mampu menempati ruang kosong di hati Kim Jia yang sebelumnya terisi oleh pujaannya dulu?
"Kau hujan-hujanan hanya untuk menyamarkan jejak air matamu, begitu heum?"
Kim Jia terkejut, ia sontak membuka mata lebar-lebar. Didapatinya Woohyun berdiri di depan sambil menutupi kening Kim Jia dengan kedua telapak tangan yang menengadah.
"Dia lelaki brengsek, Uyon. Tapi, kenapa aku tak mampu membencinya. Rasa rindu ini kerap kali menyiksaku. Dia benar-benar brengsek!"
Bahu Kim Jia bergetar, ia mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh. Bayangan tentang Takahashi Shikasuke menguasai benaknya.