"Brengsek! Kapan adikmu melakukannya, Jia? Bagaimana hingga usia kandungan Nana sudah enam bulan kami tidak ada yang tahu?!" Shika berkata tajam. Ia berkali-kali ingin menonjok Jeje, tapi Jia terus menghalangi.
Jia bertindak sebagai tameng bagi Jeje saat ini. Jeje menangis tergugu di balik tubuh bohay kakaknya.
Sedangkan, Shino sedang berada di ruang Nana dirawat. Kyosuke berada di ruang dokter untuk membicarakan tindakan selanjutnya.
Jia meraih pergelangan tangan Shika.
"Dengarkan aku! Aku tahu perasaanmu saat ini, Shika-kun. Tapi, kau tidak bisa menyalahkan Jeje seutuhnya. Dia sudah menjelaskan padaku juga tadi. Jika mereka tidak melakukannya malam itu, mereka pasti akan mati karena mengalami hipotermia. Itu adalah jalan satu-satunya untuk menghangatkan mereka, kata Jeje."
"Bodoh!" Shika berucap ketus sambil menatap tajam ke arah Jeje yang habya terlihat ujung kepalanya saja, karena bersembunyi di balik tubuh Jia.