"Kamu benar-benar sudah tidak sayang sama aku ya, Yang?" tanya Shika pada Jia.
Kali ini, Shika lebih berhati-hati. Kalau Jia bilang 'tidak', bagaimana? 'Kan Shika masih sayang banget sama Jia. Katakan jika Shikasuke itu plinplan, tapi memang itulah dirinya.
"Karena aku adalah sang burung api Phoenix itu. Buwahahahaha ...."
"Nggak lucu. Sumpah!"
Sialan! Jadi, selama ini Shika berhubungan dengan pacarnya sendiri? Berarti, mereka berdua berhubungan bahkan sebelum Shila pindah ke Indonesia ini.
Jangan-jangan Jia memang sudah tahu dari awal. Awas kau, Jia! Aku bersumpah akan melucutimu suatu saat nanti. Iya, kalau kita sudah menikah kelak. Batin Shika kembali nista.
"Hah! Hah! Gantian kamu yang bonceng dong, Yang!" pinta Jia dengan napas tersengal.
Ah, kasihan juga Jia jika terus disuruh membonceng Shika.
"Yaudah!" Shika turun dari boncengan dan mengambil sepedanya.
"SHIKASUKE-KUN!! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, HAH?"
Mereka berdua menoleh bersamaan ke seberang jalan.