"Ada apa sih, Shin? Kok tiba-tiba kejengkang? Padahal, papa 'kan dorongnya pelan? Kamu mau berakting lagi, ya? Yang ingin jadi artis itu 'kan papa, kenapa kamu yang lebih pandai beraktingnya, huh?!" ucap Jangjun, sambil melanjutkan kegiatan melipat baju-baju yang akan dibawa Ryushin.
"Nggak apa, Pa. Hanya ngantuk saja," sahut Ryushin, lemah. Ryushin terus melihat ke langit-langit ruangan, semuanya terlihat berputar-putar. Seluruh benda yang Ryushin lihat saat ini berbayang. Tapi, dia tidak berani mengatakan hal itu pada papanya. Ryushin sering menggalami ini, dan rasa pusing ini akan menghilang beberapa saat lagi biasanya.
"Shin, jika sampai sana nanti, kamu jangan jauh-jauh dari papa, ya? Kalau diajakin orang asing, jangan mau! Bisa saja mereka akan memisahkan kita berdua. Kita ke sana hanya untuk menjenguk Kak Jia. Setelah itu, kita pulang!" Jangjun terus berucap, tanpa mengetahui rasa sakit yang diderita putranya saat ini.