"Sebenarnya ... ini terkadang masih sering sakit, Pa. Jadi, biarkan Ryushin berdiam di sini dulu sampai rasa sakitnya hilang." Ryushin berucap lirih.
Suasana mendadak hening setelah Ryushin mengatakan hal itu.
Ryushin melihat perubahan ekspresi pada wajah papanya. "Kalau papa ingin tidur sekarang, tidak masalah. Ryushin akan berpindah ke kamar sendiri nanti," sambung Ryushin, tidak ingin membuat papanya khawatir.
Ryushin masih tiduran di lantai dingin saat ini. Entah kenapa dadanya masih terasa begitu sesak. Mungkin juga karena kelainan pada jantungnya. Melakukan aktifitas terlalu keras seharian ini, membuatnya lelah.
Ryushin tidak bisa mengalami kelelahan yang ekstrim. Namun, keadaanlah yang harus memaksanya bekerja membantu papanya. Dia juga merasa bersalah karena papanya harus berhutang pada rentenir untuk biaya operasi Ryushin waktu itu. Jadi, sedikit banyak Ryushin ingin membantu melunasi hutang-hutang papanya.
