"Kenapa beberes malam-malam seperti ini, Shin? Biarkan saja! Besok pagi aja diberesinnya bareng-bareng." Jangjun kembali mengawali percakapan. Meski saat ini bukan kata-kata maaf seperti sebelumnya. Dia lelah meminta maaf terus dan diabaikan oleh Ryushin.
Jangjun tidak menyadari jika sikapnya seperti itu bukan karena ia kesal pada Ryushin, yang terkesam mengabaikannya akhir-akhir ini. Dan anaknya itu malah seolah menyimpan banyak rahasia dari Jangjun. Apa semua anak remaja seperti itu? Tidak ingin jika privasinya diganggu? batin Jangjun, yang seperti mulai tidak kenal kepribadian anaknya sendiri yang berubah pendiam.
Jangjun hanya ingin mendapat perhatian dari anaknya seperti biasa. Mereka sangat jarang berinteraksi, mungkin sejak Ryushin masuk SMP, yang menuntut Jangjun harus bekerja lebih keras lagi untuk mencukupi kebutuhan mereka.
