Jangjun mencium wajah Ryushin kecil secara bertubi-tubi. Tidak mampu berucap, Jangjun hanya mampu mendekap tubuh bocah malang itu.
"SHIINNNN!!!" teriak Jangjun sekuat tenaga.
Brugh!!
Jangjun merasakan ada benda empuk dan berbau aneh menyentuh wajah tampannya, kasar.
Membuka matanya, Jangjun terbangun gelagapan. Ternyata baru saja ia dipukul menggunakan bantal bau, entah oleh siapa.
"SHIN! SHIIN! DI MANA SHIN! SHIN TIDAK APA-APA, 'KAN? PERTEMUKAN AKU DENGAN PUTRAKU!" teriak Jangjun histeris.
Grookkk!!
Hanya suara aneh itu yang menyahut. Jangjun merasa merinding tiba-tiba. Apa Jangjun sedang berada di tempat penyembelihan hewan? Kenapa ada suara aneh seperti tadi?
Jangjun melihat sekeliling. Jangjun masih berada di kamar sempit di rumah kontrakannya, ternyata.
Jangjun sungguh bersyukur karena itu semua hanyalah mimpi kejadian di masa lalu. Jangjun kembali berbaring dan membenarkan selimut. Sekian detik, kemudian Jangjun mendengar suara aneh lagi.
Klap!