Waktu terus berjalan,hari terus berganti.Tak terasa bulan ini adalah bulan dimana Algis akan menghadapi kelahiran anak-anaknya.Ada rasa bahagia,gugup bercampur menjadi satu.
Bahagia dia akan segera melihat putra putrinya,gugup karena sebentar lagi dia akan berada di meja operasi. Sekalipun ini bukan kali pertama Algis berhadapan dengan ruang operasi, dulu saat dia kecelakaan dan tulang rusuknya patah dia juga berada di ruang operasi.Namun kali ini berbeda,ada dua nyawa yang harus ia perjuangkan.
"Gis udah siap belum.." teriak Panji dari luar kamar.
Panji akan segera pergi keluar kota,ada pekerjaan yang menuntutnya untuk datang langsung ke tempat itu.Jadi hari ini Panji akan menitipkan Algis pada kedua orang tuanya sekitar satu minggu kedepan.
Tak lama Algis keluar dari kamarnya,pemuda manis itu berjalan pelan menghampiri Panji. Jalannya sangat lamban,satu tangannya memegang pinggangnya bagian belakang,seraya menyanggah tubuhnya sendiri dengan tangannya.