Algis melangkahkan kakinya memasuki kamar miliknya yang sudah lama ia tinggalkan. Pemuda manis itu duduk di atas kasur single bed miliknya. Tangannya yang mungil membelai pelan seprai berwarna biru muda yang terlihat cerah. Meskipun lama tidak ia tempati kamar ini masih terlihat rapi. Itu Pasti karena ibu yang selalu datang ke kamar ini dan membersihkannya setiap hari.
Ibunya akan selalu begitu, sangat peduli dan menyayangi anak-anaknya. Tapi apa yang didapati oleh ibu yang penuh kasih sayang itu. Justru kekecewaan. Ya.. Ibu pasti kecewa. Ia pasti terluka karna dirinya. Algis mendesah pelan.
"Krekkkkk...." Suara pintu di dorong dari luar.
Nampak sosok Bu Ambar dari balik pintu. Algis tersenyum ketika melihat kedatangan ibunya.
"Kamar Algis gak berubah.." ucap Algis saat Bu Ambar ikut duduk dipinggir tempat tidur.
"Gak ada yang nempatin. Hanya Bapak sesekali tidur sini kalo lagi kangen sama kamu"
Algis terpaku diam. Ada rasa bersalah menelusup hatinya.
"Maafin Algis ya Bu.."