Elisa berlari mati-matian di trotoar, dan sinar matahari terbenam menutupi sosoknya yang kesepian dan menyakitkan.
Orang-orang yang melewatinya memandangnya dengan cemas.
Raut sedih di wajahnya membuat orang tak tertahankan untuk melihat lurus, air mata mengaburkan matanya, tetapi dia sangat diabaikan!
Tiba-tiba, kakinya sakit, dan dia jatuh ke tanah.
Telapak tangan berada di tanah, dan kulit dioleskan di kedua telapak tangan, dan darah mengalir keluar seketika.
Sensasi kesemutan melonjak ke seluruh tubuh, tetapi Elisa, yang hanya sakit hati, tidak merasakan sakit di tangannya!
Dia berbaring di tanah dan menangis dengan sedihnya, mencoba untuk melampiaskan semua penghinaan dan keengganan di dalam hatinya. Orang yang lewat hanya melihat semua ini dengan acuh tak acuh, tidak ada yang berani maju untuk membantunya!
Ini bukan pertama kalinya dia, Elisa, dihina begitu besar saat dia besar nanti, tapi dia tidak tahu kenapa?