Nisa mengeluarkan dompetnya dan memberi isyarat. "Saya punya uang dan mampu membelinya."
Peter menerima pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menatap ketidakpercayaannya. "Adik ipar, aku jarang mengundang gadis untuk makan malam ..."
Nisa memandangnya dengan dingin. "Jadi aku tidak perlu kamu bertanya."
Peter meraih lengannya, takut adik iparnya akan melarikan diri lagi. "Jadi kamu tidak boleh menolakku, kalau tidak harga diriku akan frustrasi."
Nisa masih acuh tak acuh. "Kamu tidak perlu mengundangku."
"Kalau begitu ubah dirimu untuk mengundangku." Pikiran Peter berubah dengan cepat. "Jangan lupa bahwa aku bosmu, kan?"
Nisa berpikir sejenak. "Yah, apa yang ingin kamu makan?"
"santai."
"Makanan lokal atau makanan Barat?" Nisa bertanya lagi.
"Bar makanan Barat." Peter menyentuh perut bagian bawahnya. "Saya telah berolahraga baru-baru ini. Makanan lokal lebih mudah membuat gemuk."