Toni memikirkannya dengan serius, dan akhirnya menjadi marah karena malu. "Oke, kamu bisa melakukannya apa pun yang kamu mau. Tapi aku katakan, kamu tidak boleh memberi tahu orang lain bahwa Nisa punya anak, jika tidak, aku tidak akan pernah mengakhiri masalah ini denganmu."
"Jangan khawatir, aku bisa melakukan banyak hal dengan baik." Dina berbisik. "Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Nisa bisa menjaga kasih sayang keluarga, itu tidak akan terjadi."
Toni menggelengkan kepalanya dan berkata dengan kecewa. "Anak ini tidak terlalu mendengarkanku, sama seperti ibunya."
Dina menyeka air matanya dan secara proaktif mengakui bahwa dia salah. "Ana juga, terlalu impulsif, terlalu berubah-ubah."