David : "! ! !"
Nisa tampaknya telah melakukan sesuatu yang salah, ketakutan, dan menjabat tangan Dendi dengan penuh semangat, dan melarikan diri.
Dendi, yang memenangkan kejuaraan sprint nasional, mendapatkan Nisa dalam dua langkah. "Nisa, aku serius, tolong dengarkan aku."
Nisa menatap David dengan ketakutan dan menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Instruktur Dendi, tidak, saya tidak bermaksud demikian dengan Anda."
David berjalan maju dengan wajah dingin, dan meremas tangan Dendi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Biarkan dia pergi."
Dendi menatap pamannya dengan bingung, tetapi berkata dengan tegas. "Dia adalah gadis yang kusuka, dan aku tidak akan melepaskannya."
Jari-jari David tiba-tiba meningkat, dan Dendi mengerutkan kening, melepaskan Nisa.
Nisa dengan cepat melarikan diri ke samping.
David segera meraih Nisa dan memegangnya di tangannya sendiri.
Nenek Angelo yang berdiri tidak jauh darinya begitu ketakutan hingga matanya terbelalak, Ya Tuhan, ada apa?