Chapter 384 - Makanan

Abi Putra segera tersenyum, "Penolakan tidak valid." Saat dia berkata, dia memiringkan kepalanya dan perlahan mendekati bibirnya.

Maya sudah bisa merasakan nafas hangat yang dia hembuskan, dan kedua tangan di sisinya meringkuk tanpa sadar. Jantung di dadanya berdebar tak terkendali dan cepat, dia menutup matanya perlahan. Ciuman ini lebih mengasyikkan daripada sebelumnya. Tangan Maya perlahan-lahan melingkari leher pria itu, merasakan kelembutannya yang seperti air. Dengan satu klik lembut, sandal Maya terlepas dari kakinya, tetapi dia benar-benar tenggelam dalam ciuman pria itu. Di mana dia bisa memikirkan tentang sandal itu sekarang?

Tiba-tiba, suara Jimmy Halim terdengar dari luar pintu, "Aneh, Maya dan Abi sudah mandi begitu lama, mengapa mereka tidak keluar? Apakah kamu ingin mendesak mereka?"

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS