Krisna Wibowo mendorong kacamata berbingkai emas di pangkal hidungnya, "Jadi, apa tujuan mengajakku berpartisipasi dalam penandatanganan?"
Ari menatap matanya yang bertanya, dan berkata dengan nada ringan, "Tempat penandatanganan malam ini akan berada di restoran Purnomo. "
Ekspresi wajah Krisna Wibowo berubah sedikit, dan bahkan punggungnya menjadi kaku "Apakah keluarga Purnomo yang kamu sebutkan sama seperti Purnomo yang aku pikir?'
Ari mengangguk, "Ya."
Wajah Krisna Wibowo menegang lagi, dan ketidaksenangan yang mendalam muncul di dasar matanya, "Tanpa persetujuanku, siapa yang meminta mu untuk membawaku ke keluarga Purnomo?"
Dia telah mengatasi banyak hal dengan setuju untuk datang ke Jakarta. Ada masalah psikologis yang besar. Dia baru saja datang untuk menghadapi bajingan yang membunuh Wendy dan Ezra. Dia takut dia tidak akan bisa menahan emosinya dan membakar restoran Purnomo dengan api.