Begitu pria itu bangun, Maya melirik dasinya dan tiba-tiba memanggilnya, "Tunggu sebentar."
Abi Putra berhenti dan menatapnya sedikit, "Ada apa?" Maya berjalan mendekat dan berhenti di depan laki-laki iitu, mengangkat tangannya untuk meluruskan dasinya, "Lebih baik sekarang, lebih tampan."
"Priamu, tentu saja yang paling tampan." Abi Putra sedang dalam mood yang baik, menatap pir kecil di sudut mulutnya, dengan jari telunjuk di samping. Dia mengklik wajahnya, "Cium aku, ya?"
Maya menatap putranya yang masih duduk di meja sambil minum bubur dan kue, dan berbisik, "Chandra masih ada. "
Chandra mengangkat matanya dan menatap Maya," lapor ibu bohlam satu kilowatt telah dimatikan darimu, aku sekarang sedikit transparan, aku tidak bisa melihatmu, dan kamu pasti tidak bisa melihatku."