Abi Putra memandangnya dengan senyuman manis, sudut bibirnya bergerak-gerak, suaranya sombong, lembut dan ceria, "Bagaimana seorang wanita bisa melindungi seorang pria?"
"Emosi itu saling menguntungkan, dan janji itu sama." Maya memandang mata gelap pria itu, dia mengucapkan setiap kata, "Aku menerima perlindunganmu, dan aku akan melindungimu dengan caraku."
Hati Abi Putra sedikit bergetar ketika dia mendengar kata-katanya yang lembut namun tegas.
Sejak bertemu Adam di lantai bawah, kelopak mata kanannya melonjak beberapa kali dari waktu ke waktu, dan ada perasaan tidak stabil yang samar. Dia khawatir, seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun, kata-kata Maya lebih menyentuh daripada pengakuan, yang sangat menenangkan emosinya.