Chapter 188 - Maaf

"Oh?" Abi Putra menyeringai, "Siapa yang kamu inginkan menjadi ayahmu?"

Romeo memelototinya, "Pokoknya, tidak yang sepertimu!"

"Bagus, sangat bagus." Abi Putra melirik kotak makan yang sedang dipegang Maya, dan tiba-tiba menarik bibir tipisnya, "Chandra, kamu berperilaku baik hari ini. Ayo kita bertiga sarapan. Apa yang dibuat ibumu pagi ini??"

Lalu, tanpa menunggu jawaban Chandra, pria itu lalu berkata, "Ini seperti pangsit udang dan bakpao babi, kan ? Kita harus makan segera."

Kemudian, dia pergi kea rah Maya dan mengambil kotak bekal di tangannya. Ketika kotak makan itu dibuka, dan makanan yang masih mengepul di dalamnya dibawa ke meja kopi seolah masih panas, dan posisinya sengaja menghadap ke arah bangsal. Romeo sedang berbaring di tempat tidur besar, menatap lurus ke arah sarapan di atas meja kopi dengan dua mata besar, dan tanpa sadar menelan ludahnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS