Abi Putra masih sangat puas dengan sikapnya yang mengakui kesalahan dalam hitungan detik, "Berhenti bicara omong kosong, lanjutkan saja memasak."
"Ya!" Maya mengangguk dan mulai memproses masakannya. Dia mengangkat pisau dapur hijau di tangannya, memotong-motong talenan, dan langsung memotong akar jamur yang paling keras.
Abi Putra melirik ke arah jamur yang telah terpotong menjadi dua, kelopak matanya berkedut, dan ada rasa sakit yang tak bisa dijelaskan. Dia menyaksikan Maya dengan terampil memotong jamur itu menjadi potongan seukuran kuku, dan dia merasa tidak nyaman seluruhnya.
"Maya!" Pria itu tidak bisa terus mengawasi, dan berencana untuk membiarkan Maya mengirimnya kembali ke kamarnya untuk beristirahat terlebih dahulu. Namun, suaranya agak keras, Maya ketakutan oleh suara yang tiba-tiba itu, dan pisau dapurnya tergelincir.
"Hiss!"