Kirana tidak menolak, berbaring di tempat tidur, mengedipkan sepasang mata besar yang berair, dan bertanya dengan penuh harap "Ayah, kamu bebas sekarang, bisakah kamu membawa ibu kembali?"
Begitu dia mengatakan ini, tangan Arman yang menutupi selimut Kirana tiba-tiba gemetar, dan sepertinya tiba-tiba menjadi kaku. Suara anak itu polos dan penuh dengan keinginan murni. Ini adalah keinginan seorang anak untuk ibunya, tapi dia tidak bisa memuaskan keinginannya.
Hati yang mati rasa yang telah dingin selama sehari tiba-tiba dicairkan oleh kata-kata Kirana yang berangsur-angsur memudar, kekakuan yang mengerikan mereda, dan kelembutan yang normal kembali. Dalam sekejap, rasa sakit yang telah ditekannya seharian ini mulai muncul lagi!
Darah di wajah Arman menghilang seketika, dan matanya tiba-tiba menjadi merah! Tangannya mencengkeram selimut Kirana dengan erat, begitu keras sehingga dia mulai gemetar, tetapi bibirnya bergetar, tidak dapat menjelaskan sepatah kata pun kepada Kirana.
