Namun, bahkan kalau dia tidak memikirkannya, dia tahu bahwa kemunculan bosnya pasti karena Alea. Mungkinkah bosnya berhasil bercerai, tapi kemudian ditolak oleh Alea?
"Bagas," kata Arman dengan suara serak dan mengerikan, tetapi masih dengan samar memerintahkan "Ayo pergi."
Eh? Mereka pergi sekarang? Bagas ketakutan dan tidak yakin, jadi dia ragu-ragu dan tidak segera bertindak.
"Kamu tidak bisa dengar apa yang aku katakan!" Suara Arman datang lagi. Kali ini, memang sangat dingin, dan setiap kata yang dia ucapkan sepertinya mengalir dengan es!
Itu dia! Bosnya marah! Bagas tiba-tiba menjadi bersemangat dan tidak berani melanggar lagi, dia segera menyalakan mobil, menginjak gas dan meninggalkan rumah sakit.
Saat mobil berbelok, Arman melihat ke pintu masuk rumah sakit dan melihat Dian berjalan keluar dengan tas kerja di tangannya. Dalam sekejap, Arman mengepalkan tangannya di lututnya.
