Dian membawa tas kulit di tangannya, tersenyum pada Alea, dan berkata dengan lembut, "Oke, Alea, kamu tidak perlu mengantarku. Kembalilah dan jaga dirimu dan ibumu baik-baik."
"Kak Dian, aku ..." Alea tiba-tiba berhenti. Melihat Dian yang tersenyum lembut padanya saat ini, jejak rasa bersalah tiba-tiba melonjak di hatinya. Dia sengaja membiarkan Dian pergi dari bangsal barusan karena dia ingin memberitahunya sesuatu. Dia tahu bahwa dia harus melakukannya cepat atau lambat. Kesempatan itu datang hari ini dan dia harus bersikap tegas.
Dia tahu itu di hatinya tapi dia juga tak bisa menyinggung Dian terlalu kasar. Dia masih menunjukkan ekspresi lembut dan tersenyum. Entah kenapa tapi dia merasa berat untuk melakukan ini.
Ketika Dian datang menemui ibunya, itu sudah merupakan emosi yang tulus.