Sekarang Arman tiba-tiba berkata kepadanya bahwa ayahnya benar-benar dibunuh. Bagaimana bisakah dia tidak terburu-buru, dan bagaimana mungkin dia tidak ingin tahu siapa musuhnya?
"Alea, tolong tenang dulu," Arman sedikit mengulurkan tangannya, dengan ragu memegang bahu Alea, menatap matanya dengan serius, dan berkata, "Masalah ini agak rumit. Aku khawatir kamu akan impulsif, tapi aku tahu bahwa kalau aku tidak memberitahumu hal ini hari ini dan melewatkan kesempatan ini, aku mungkin tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lain darimu."
Kesempatan lain? Setelah mendengar kata-kata Arman, Alea tertegun sejenak, lalu mengangkat matanya ke Arman, dan tiba-tiba mengerti mengapa Arman mengatakan ini padanya secara tiba-tiba, dan dia ingin kembali bersamanya lagi.
