"Jangan salahkan Kirana, aku menyuruhnya untuk mengatakan itu." Alea baru setengah jalan dari apa yang dia katakan. Tiba-tiba, suara bernada rendah itu terdengar. Alea terkejut ketika dia mendengar suara itu, dan segera mengangkat kepalanya.
Dia melihat Arman berdiri tidak jauh, rambutnya terlihat rapi, dan dia mengenakan setelan yang dibuat khusus dengan sangat pas. Sinar matahari keemasan menimpanya, dan wajahnya yang tampan dihiasi lingkaran cahaya samar sinar matahari.
Dia hanya berdiri di sana dengan tenang, tanpa ekspresi khusus di wajahnya, seperti dewa tampan yang jatuh ke dunia secara tidak sengaja.
Saat Alea melihatnya, jantungnya seperti melompat dari gedung. Namun, dia hanya kehilangan kesadarannya selama sesaat, karena saat berikutnya Kirana menoleh untuk melihat Arman dan berteriak, "Ayah!"
"Kirana." Tatapan Arman beralih ke Kirana, matanya penuh kelembutan.
