"Bagas!" Arman melambaikan tangannya ke arah Bagas yang sudah menunggu di dekat mobil, dan Bagas berlari dengan cepat.
"Presiden Arman."
"Kamu antarkan Kirana pulang bersama ibunya." Jelas bahwa waktu sangat ketat dan Arman memiliki masalah mendesak untuk ditangani, tetapi dia secara misterius terdiam dan kemudian berkata "Ketika kamu pulang, mengemudilah dengan perlahan. Yang utama adalah keselamatan, kamu dengar?"
"Presiden Arman, jangan khawatir, aku mengerti," Bagas segera menepuk dadanya untuk berusaha meyakinkannya, tapi kemudian menatap Arman dengan curiga, "Tuan Arman, apa kamu tidak pulang?"
"Aku tidak akan pulang sekarang. Ada beberapa hal mendesak di perusahaan yang mengharuskan aku untuk kembali dan menanganinya." kata Arman dengan segera. Dia tak menjelaskan detilnya karena urusan perusahaannya jauh lebih mendesak.
"Tuan Arman, bagaimana kalau aku mengirimmu kembali ke perusahaan dulu, lalu mengirim Nona muda dan Nona Alea pulang?"