"Berapa lama kamu akan terus berjongkok di lantai?" Arman berkata lagi, mengabaikan kebingungan Alea, mengulurkan tangannya, meraih tangan Alea, dan langsung membantunya berdiri dari lantai.
Baru setelah Alea dibawa kembali ke meja makan oleh Arman, Alea pulih dari keterkejutannya. Dia menoleh, menatap Arman dengan heran, dan bertanya pelan, "Arman, apa kamu lakukan?"
"Duduk dan makan bersama." Ekspresi Arman sangat acuh tak acuh, dan matanya tenang dan sunyi.
"Kirana, jangan menangis lagi, duduklah bersama ibumu dan makan malam bersamanya." Arman menoleh dan berkata kepada Kirana yang masih berbisik, yang lebih mengejutkan Alea.
Apa yang terjadi dengan Arman? Kenapa kelihatannya dia menjadi orang yang sama sekali berbeda?