Arman terdiam sejenak dan kemudian melanjutkan, "Alea, katakan padaku, bagaimana aku tidak membencimu di hatiku!" Dia menggertakkan giginya. Matanya tertuju pada Alea.
"Lalu sekarang, setelah kamu kembali, kamu menemukan seorang pria. Dan ketika kamu punya waktu luang, kamu berpikir untuk melihat putrimu, Kirana! Apa kamu layak untuk menemuinya? Bukankah kamu hanya ingin melihatnya kapanpun kamu mau tanpa mengambil tanggung jawabmu terhadapnya?"
"Arman, bagaimana kamu bisa ..." Ini memalukan. Alea menggertakkan giginya, dan akhirnya tidak melanjutkan kalimatnya. Dia ingin menjelaskan pada Arman barusan tapi dia harus mengendalikan dirinya dan mengumpulkan ketenangannya lebih dulu.
Setelah mengambil napas dalam-dalam, dan menghembuskannya dengan paksa, Alea merasa seolah dia nyaris kehabisan oksigen. Soal apa yang terjadi waktu itu, bagaimana mungkin Arman masih berani memberitahunya tentang ini!?