Chapter 144 - Panik

Arman, ketika dia mencoba membujuk orang lain, dia sangat bijaksana, objektif, dan benar, tapi dia tahu kalau dia takkan bisa membujuknya untuk yang satu ini. Sambil tersenyum, mata Harry berangsur-angsur menunjukkan kesedihan, dia menoleh ke belakang dan melihat ke pintu bar yang terbuka.

Gita mungkin masih duduk di dalam sana sekarang, mabuk berat, dan dia harus mengirimnya pulang dengan selamat. Tanpa ragu, Harry memasuki bar lagi, melewati meja depan yang mulai sepi dan kembali ke tempat Arman dan Gita duduk berhadapan.

Namun, ketika dia kembali kesana, dia menemukan meja itu kosong. Hanya ada beberapa botol anggur kosong yang berserakan di atas meja. Di mana Gita? Ke mana dia pergi?

Memikirkan penampilan mabuk Gita sebelumnya, dan air mata yang dia lihat di wajahnya, hati Harry seolah ikut merasa sedih dan tak tega melihatnya. Di tempat kacau seperti bar, bagaimana bisa seorang wanita mabuk menghilang begitu cepat? Mungkinkah sesuatu terjadi dan dia dibawa pergi?

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS