"Presiden Arman sedang dalam suasana hati yang buruk hari ini, Nona Gita, kamu sebaiknya tidak masuk ke dalam." Bagas berhenti sebentar, dan memutuskan untuk menghentikan Gita.
"Kalau dia dalam suasana hati yang buruk, aku hanya pergi untuk membujuknya." Gita tersenyum pada Bagas lagi, dengan ekspresi tulus di wajahnya.
"Baiklah, kamu ikut denganku." Bagas akhirnya memutuskan memimpin jalan dan membawa Gita ke bar. Melewati banyak meja di sepanjang jalan, Bagas membawa Gita ke bar belakang dekat jendela, dan Arman sedang duduk di sofa, minum sendirian.
Pada saat ini, Arman tampak sangat menarik, dan dia secara tak terlihat memancarkan semacam pesona yang unik bagi pria dewasa. Matanya kabur dan wajahnya kesepian, seperti Pangeran Tampan yang melankolis dalam dongeng. Wanita mana pun yang melihatnya sekarang pasti akan berdebar dibuatnya.