Ponselnya jatuh ke tanah dengan keras, dan layarnya retak lagi. Dia tidak mengambil ponselnya dan dia bahkan tidak punya waktu untuk menoleh. Sebaliknya, dia memindahkan langkahnya tanpa sadar, mengambil beberapa langkah ke samping, dan menjauh dari orang di belakangnya.
"Kamu, apakah kamu tidak memiliki suara saat berjalan? Mengapa kamu tiba-tiba muncul di belakang orang lain?"
Ketika Alea mendengar suara itu sebelumnya, orang itu berada di belakangnya, jadi itu membuatnya sangat terkejut. Ketika Alea melihat wajah suram Arman lagi, dia terlihat lebih tenang, tapi kata-katanya yang tercekat memperlihatkan hatinya yang gugup.
Arman berdiri di sana, menyaksikan semua perbuatan Alea dengan tenang, dan dia tampak cemberut. "Apa kamu melakukan sesuatu yang buruk sampai begitu terkejut? Apa kamu memiliki hati nurani yang bersalah?" tanya Arman lagi.
