"Ternyata aku adalah orang yang seperti itu di hatimu," Suara yang seringan awan itu kembali mengingatkannya pada masa lalu. Suara itu begitu lembut dan ada kesedihan yang tak terlukiskan. Pikiran mengambang Alea ditarik kembali oleh suara ini, dan jari-jari Arman yang mencengkram rahangnya mulai menjadi lebih ringan sampai pada akhirnya, Arman benar-benar menarik tangannya.
Arman dengan cepat menarik tubuhnya dan duduk tegak lagi. Ketika tangannya berada di setir, dia dengan cepat melirik Alea, dan kemudian memandang ke depan dan menyalakan mobil lagi. Alea tertegun sejenak. Rasa sakit di wajahnya langsung terasa tapi dia masih terpana dan menatap wajah Arman seperti pisau tajam!
Mata Alea sedikit berkedip, dan dia tidak mempercayainya. Apa dia yang salah barusan? Pada saat itu, dia sepertinya melihat mata Arman agak sedikit merah!
