Semua kata yang akan diucapkannya tersumbat di dadanya, dan dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Arman, kamu tidak boleh menyakiti kak Dian." Pada akhirnya, Alea masih bisa mengatakan ini dengan suara pelan. Kali ini, dia tak berani menatap Arman.
"Lihat aku!" Arman tiba-tiba mengangkat tangannya dan mengangkat dagu Alea, "Apa hubunganmu dengannya?" Suara Arman terdengar sangat dingin dan dipenuhi tekanan yang luar biasa. Jari-jarinya mengangkat dagu Alea seolah ingin meremukkan tulangnya. Alea mengerutkan kening kesakitan. Dia mencoba yang terbaik untuk menahan rasa sakit di dagunya. Ekspresinya keras kepala. Tapi hatinya dipenuhi kesedihan yang tak ada habisnya. Apa artinya ini? Bukankah mereka tak lagi punya hubungan satu sama lain?