"Kenapa aku akan belajar di luar negeri!" Endar Soeprapto ingin melompat dari perahu dan berenang kembali ke Semarang.
Kemudian, dia mendengar ketukan di pintu.
Endar Soeprapto tidak bergerak, berpura-pura tertidur.
Ketukan di pintu berlangsung lama, dan suara Nona Ningrum terdengar: "Endar, ibuku memintaku untuk bertanya, apakah kamu ingin bermain kartu?"
Endar Soeprapto masih tidak menjawab.
Nona Ningrum tampak kesal: "Kamu benar-benar menyebalkan. Bahkan jika kamu tidur, kamu sudah bangun sekarang? Bangun!"
Dia sangat cuek.
Endar Soeprapto tertidur, mengapa dia bangun untuknya? Dia juga tahu mengapa dia harus mengetuk pintu ketika dia membangunkan orang? Tidak menghormati orang lain sama sekali.
Endar Soeprapto memikirkan Jesse Soeprapto lagi.
Jesse Soeprapto tidak akan pernah sebodoh itu, dia juga tidak akan begitu bodoh dan egois.
Memikirkan hal ini, Endar Soeprapto menjadi lebih sedih.
Dia menempelkan foto Jesse Soeprapto dengan erat ke dadanya.
- * - * -