Dari Semarang ke Tegal, jalannya tidak terlalu mudah. Kiram takut Jesse Soeprapto tidak nyaman karena benturan, dan kecepatannya lambat serta stabil.
Enam jam kemudian, mereka akhirnya mencapai perbatasan Tegal.
Kiram tidak memasuki kota, tetapi pergi ke pinggiran kota. Semakin sepi.
"Apa kau akan menjualku?" Jesse Soeprapto bertanya sambil menutup kerah bajunya.
"Kamu ingin menjadi penghibur cantik?! Kamu adalah daging di mulutku, dan aku tidak akan memberikannya kepada siapa pun!" Kata Kiram.
Jesse Soeprapto meringkuk bibirnya, mengungkapkan ekspresi menghina.
Mobil berbelok lama, dan jalan menjadi semakin sulit.
Melewati rumah kedai dalam perjalanan, Kiram turun dari mobil dan menemukan roti kukus, Hanamaki, dan susu kedelai.
Dia membungkuk dan bertanya pada Jesse Soeprapto, "Apakah kamu lapar?"
Jesse Soeprapto lapar karena benturan mobil, dan mengangguk seperti bawang putih: "Aku lapar."
"Turunlah." Kiram tersenyum.