Gumelar berdiri di pintu, matanya dengan tenang menatap Paramitha dan pelayan yang pingsan di bawah Paramitha.
Niat membunuh membungkus alisnya.
Paramitha sepertinya sudah tidak terlihat. Dia seperti orang mabuk, dengan api yang membentang dari dadanya ke perutnya, dan nyala api membakar dirinya.
Matanya memandang berlama-lama dan ambigu, dan melihat Gumelar berdiri di pintu, matanya tiba-tiba menunjukkan sanjungan, dan dia memandang Gumelar seperti sutra.
Paramitha tahu bahwa dia dalam kondisi yang baik dan bisa menarik perhatian orang.
Kaki Gumelar ramping dan kuat, dan dadanya lebar dan kuat Menghadapi matahari, dia memiliki semacam kekuatan yang mempesona.
Paramitha menginginkan pelukan, ciuman, dan bahkan menusuk tubuh seorang pria.
Dia harus menjadi liar, membutuhkan kelegaan!
Gelombang panas menyiksanya, kesadaran dan akal sehatnya telah menguap oleh panas di dalam tubuh.