Semarang di tengah musim panas, seperti kompor, semua orang seakan terpanggang di kompor, berkeringat di sekujur tubuh saat mereka bergerak.
Matahari keemasan yang bersinar telah menghiasi dunia yang makmur dengan kemegahan. Awalnya yang paling indah dan hangat, tetapi sekarang telah menjadi kebencian dan kebencian.
Pohon sycamore di luar jendela Jesse Soeprapto, daun lebar selalu sedih, sedikit serpihan menembus, dan balkon memiliki suasana kering dan retak, dan Jesse Soeprapto tidak berani membuka pintu dan jendela.
Dia sedang membaca surat itu.
Surat itu ditulis oleh Wina, setiap kata sangat serius, dan guratannya rapi dan rapi.
Wina berkata, "Bisnis menjadi lebih baik. Abba lelah dan kurus di musim panas. Saya keluar dari tutor dan berkonsentrasi untuk membantu Abba memotong obat. Keluarga menyewa dua pembantu. Kakak, apakah kamu ingat, ini Marshal? Kakak bagaimana bisa kamu tidak pernah datang untuk melihat kami bersama? "