Chapter 144 - Pengawasan Kiram

Saat senja di Semarang, lampu menyala. Jalan di jalan itu menyala satu demi satu, dan lampu oranye redup.

Kiram kembali ke kota hari ini. Sopir menyetir dan ajudan menemaninya. Dia duduk dengan santai di kursi belakang, merenungkan pikirannya.

Pikiran bukan pada hal-hal besar, tapi pada wanita kecilnya.

Dia baru saja kembali dari toko perhiasan dengan kotak flanel kecil di saku celananya.

Di dalam kotak itu, ada cincin berlian yang cerah, mahal, keras, dan tidak bisa dihancurkan.

Ini telah disesuaikan terakhir kali.

Toko perhiasan itu adalah bisnis Gumelar, jadi dia sangat berhati-hati dengan cincin berlian yang disesuaikan oleh Tuan Kiram.

Setelah selesai, Gumelar mengambilnya dan melihatnya.

"Aku ingin mengenalinya. Mulai sekarang, aku akan tahu wanita mana yang kmenjadi wanitamu," canda Gumelar.

Kiram merasa hangat di hatinya, dan berkata, "Lalu apakah kamu ingat?"

"Bisakah kamu mengingat cincin berlian sebesar itu?" Kata Gumelar.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS