Chapter 90: Hidup Seperti Burung Kenari
Ini akhir musim semi, dan ada aroma harum teh di udara, tertinggal.
Saat itu larut malam, dan Kiram duduk sendirian di sofa di ruang tamu tanpa menyalakan lampu. Dia menyalakan sekotak cerutu satu per satu, satu per satu.
Dia merokok, dia mengisap setengahnya tanpa berpikir, meletakkan semuanya di tangannya, dan ketika benar-benar terbakar, dia tanpa sadar memotong satu poin.
Malam itu sepi, dan hatinya kosong.
Ketika dia bertemu Jesse Soeprapto di Department Store, dan dia buru-buru menghindar, hati Kiram bergetar dan berpikir, "Jesse-ku akan sedih."
Dia dipeluk oleh wanita lain, dan Jesse secara alami akan merasa sedih saat melihatnya.
Dia takut akan kesedihannya.
Kucingnya adalah hal yang mulia, dan itu bukan sesuatu yang wanita lain dapat menginjak-injak martabatnya, dan dia perlu melindunginya.
Mengikuti semua itu, dia menemukan bahwa dia dalam suasana hati yang baik, lebih baik daripada sebelum bertemu dengannya.