Didi sama sekali tidak menyangka kalau hidupnya akan menjadi seperti sekarang ini, saat ini ia benar-benar menjadi seorang gelandangan. Lelaki itu sejak tadi bahkan tidak bisa merhenti memukuli ranjang perawatannya setelah Medda meninggalkannya sendirian.
"Seharusnya aku enggak membawa Renata kerumah, seharusnya aku enggak terjebak dengan rayuan murahannya, siala!" Didi tidak bisa berhenti mengumpat, "Sekarang apa yang harus ku lakukan, bagaimana caranya aku bertahan hidup setelah ini?!"
Didi terisak, batinnya kalut dan seluruh tubuhnya terasa nyeri.
"Sialan!"
***
Medda baru selesai menutup kedainya ketika menemukan Didi berdiri tidak jauh dari kedainya, perempuan itu bergegeas menghampiri Didi dengan geram.
"Ngapain kamu di sini?!"
"Nungguin istri ku selesai berjualan." Balas Didi dengan santai.
Medda mengedarkan pandangannya, "Jangan main-main Di, pergi!"
"Kenapa Medda, kamu takut pacar kamu melihat kita dan cemburu?"