"Sialan, preman-preman sialan!" Didi berlari dengan kaki terpincang-pincang, tanganya memegangi pipinya yang mati rasa. Para perempuan itu benar-benar menghajarnya tanpa ampun, beruntung ia berhasil melarikan diri. "Stt.." Didi mengaduh begitu mengistirahatkan diri di bawah pohon besar, "Sialan, aku harus menemukan Renata dan memintanya bertanggung jawab atas ini semua.
"shhh, ini benar-benar sakit." Didi terbatuk, dan langsung meringis nyeri sebelum akhirnya tidak sadarkan diri di pinggir jalan yang sepi.
***
"Dimana Renata?!" Didi langsung menerobos masuk begitu pintu di buka, salah satu teman Renata yang di temuinya itu menatap Didi dengan kesal.
"Mana gue tau, kan lo lakiknya.
"Jangan bohong! Kalian pasti tau kan kalau dia kabur?"
"Ck, udah bias aitu sih. Lo aja yang bego, mau-maunya di kibulin sama Renata!"
Didi yang kesal langsung menyambar leher lawan bicaranya.
"Di mana Renata, lo pasti tau kan dia kabur kemana?!"