Arjuna menatap Sri yang tubuhnya terikat di atas ranjang, dokter masih belum bisa melepaskan ikatan di tubuh Sri karena perempuan itu masih saja berusaha berontak. Sejak semalam Sri bahkan terus terisak memanggil nama putranya yang telah berpulang.
"Kamu seharusnya enggak menyalahkan orang lain, atas kesialan yang menimpa kamu Sri."
Tangisan Sri langtung terhenti, Perempuan itu kembali menatap Arjuna dengan tajam. Sri lupa ia berhadapan dengan siapa, Arjuna jelas tidak akan gentar.
"Kamu yang memutuskan untuk membunuh anak kamu, hal ini enggak ada sangkut pautnya dengan Medda, jadi berhenti menyalahkan dia."
"Cih, kalian benar-benar menjijikan!"
Arjuna sama sekali tidak terpancing, "Apapun yang kamu pikirkan Sri, saya sama sekali enggak peduli. Tapi kalau kamu ganggu Medda, saya enggak akan membiarkan kamu melihat matahari besok pagi." Arjuna memandang Sri dengan dingin, laki-laki itu ingin Sri tahu kalau ucapannya bukan main-main.