Raka berlari dengan cepat. Tidak peduli seberapa banyak anak tangga yang harus ia lewati. Baginya naik tangga darurat sampai lantai tiga itu tidak seberapa dibanding dengan perasaannya yang sudah tidak kuasa untuk menahan rindu pada Bela.
Bughhh
Raka tidak konsen pada anak tanggannya karena terus kepikiran dengan Bela jadinya tersungkur ke lantai. Lututnya harus bergesekan dengan kasarnya lantai.
"Ahhhh." Raka menahan rasa perih campur sakit.
Raka terduduk sambil menekuk lututnya. Dilihatnya luka di lututnya kembali menganga bahkan sampai mengeluarkan darah juga.
"Mas kakinya terluka." tiba-tiba ada office boy menghampirinya.
"Nggak papa mas." Raka buru-buru berdiri. Kebetulan dia sudah di lantai tiga.
"Eh bro ngapain elo disini?" Dion tiba-tiba muncul dan mendapati Raka sedang berdiri kesusahan.
"Astaga. Kaki elo." ucap Abraham yang nampak terkejut.