"Bro yakin, kita pasti bisa nemuin Bela di rumah sakit ini." Abraham menyembulkan kepala di sela-sela kursi depan dan menatap Raka.
"Hm. Semoga saja." jawab Raka dengan pasrah.
Dret dret
Disaat semua orang tengah tidak sabarnya, tiba-tiba bunyi ponsel Raka mengalihkan perhatian semua orang. Atensi Raka yang sedari tadi melamun kosong kedepan kini mulai terpecah dengan bunyi nyaring hingga membuatnya tersentak.
"Ayah?" Raka terkejut melihat layar ponselnya menampilkan panggilan masuk dari John.
"Angkat aja bro, pasti ayah elo pengen tahu kabar pencarian kita." ucap Dion.
"Angkat aja bro." imbuh Abraham.
Tanpa pikir panjang lagi, Raka langsung mengangkatnya telepon itu. Jujur dalam hatinya dia belum siap berbicara dengan ayahnya. Pasalnya kemarin dia sudah membuat ayahnya marah dan sampai sekarang belum menemukan Bela. Pasti ayahnya sudah menanti kabar kalau Bela sudah ditemukan.
"Halo yah?" Raka sedikit cemas mengangkatnya.