"Den, bibi saranin jangan kasar sama mbak itu. Dia sedang hamil den." ucap ibu parubaya menghampiri Steven yang tengah menatap kaca jendela yang tidak lain adalah asisten di rumah Steven.
Steven diam saja karena dia sadar akan perlakuannya pada Bela terlalu kasar. Sebenarnya dia ingin sekali berbuat lebih kasar pada Bela tapi melihat keadaan Bela yang tengah hamil membuatnya harus bisa mengerem emosinya. Tapi masih saja dia tidak bisa mengontrol diri.
"Apa dia baik-baik saja bi?"
"Sebentar lagi pasti mbaknya siuman mas."
Bela masih terpejam dengan kondisi kepalanya yang sedikit lecet karena tadi tidak sengaja menubruk kayu kepala ranjang. Saking kerasnya kayu tersebut mengenai kulit dahi Bela hingga meninggalkan bekas luka.
Steven melihatnya ngilu. Sakit, itulah anggapannya saat melihat luka robek disana.
"Pasti sakit." Steven mengelus dahi Bela.