"Bel jangan di dalam terus. Makan Bel."teriak Raka didepan pintu kamar mereka yang sudah tertutup hampir setengah hari.
"Kita bicarain baik-baik. Mas akan jelasin semuanya. Kamu salah paham."Raka tengah berusaha membujuk Bela.
Setelah perdebatan di depan rumah tadi, Bela memilih mengurungkan diri. Seperti biasa, setiap Bela merasa marah selalu memendamnya sendiri di kamar tanpa menceritakan kepada orang lain. Memang dari kecil dia suka menyimpan masalah hidup sendiri dan tidak suka berbagi dengan orang lain. Karena baginya itu hanya menyusahkan saja. Jadi tidak heran kalau dia sekarang lebih memilih unuk menyendiri sambil merenungkan apa yang terjadi pada dirinya.
"Kamu harus makan sayang." teriak Raka yang mulai frustasi.
Sedari tadi Raka terus mengingatkan Bela untuk keluar dan makan. Mengingat ini sudah sore menjelang malam. Dan Bela juga belum menampakkan dirinya. Raka khawatir sekali.
"Ini semua gara-gara Dona." tangan Raka mengepal di dinding.