"Aku nggak bisa begini terus. Diem-dieman terus sama dia. Ingin sekali aku pergi darisini. Supaya rasa sakit hatiku bisa hilang." Bela menatap kosong kamarnya sambil duduk di tepi ranjang.
"Lihat dia hanya menambah rasa sakit hati saja." Bela menghela nafas panjangnya.
"Kalau aku pulang ke rumah bibi, pasti bibi akan khawatir sama aku. Belum lagi ayah nanti gimana?" Bela serba salah sekarang.
Bela beranjak dari ranjang dan berjalan santai mendekat kearah jendela kamarnya. Pikirannya sedang berkelana kemana-mana sekarang. Memikirkan keadaan rumah tangganya yang sedang kacau dan berada di ujung tanduk.
Entah kenapa sakit hatinya saat ini jauh lebih sakit ketimbang ketika dirinya belum dianggap sebagai istri oleh Raka diawal pernikahannya dulu.
"Rasa sakit ini jauh lebih dalam daripada dulu." Bela membuka tirai jendela kamarnya.